NAMA : DIKA MARYANTO
NPM : 52413446
KELAS : 3IA21
MATA KULIAH : DESAIN PEMODELAN GRAFIK
NAMA DOSEN : SYEFANI RAHMA DESKI
Sejarah
Desain Komunikasi Visual
Istilah
Desain Komunikasi Visual sudah sering didengar, namun masih saja banyak yang
belum mengetahui sebanarnya istilah tersebut dan sejauh mana ruang lingkup
hingga pengaruhnya dalam kehidupan kita sehari-hari. Sebagian orang secara
gampang mengartikan Desain Komunikasi Visual identik dengan tukang reklame atau
pekerjaan tukang bikin iklan di sepanjang jalan dengan papan nama yang
bertuliskan advertising “ menerima pesanan sepanduk satu jam jadi, cetak
undangan, sablon dll. Itulah gambaran sekilas dari sebagian masyarakat kita,
sehingga mereka memandang sebelah mata orang yang bergelut di dunia desain.
Ada
juga sebagian orang yang mengira bahwa Desain Komunikasi Visual ( DKV ) itu
identik dengan iklan. Memang tidaklah salah pernyataan tersebut, namun juga
tidak sepenuhnya benar. Iklan hanya salah satu bidang yang dihasilkan oleh
desain komunikasi visual.
Bagi
kalangan praktisi periklanan dan dunia akademik di bidang komunikasi istilah
ini telah dikenal, walaupun Desain Komunikasi Visual merupakan istilah yang
baru. Kalangan akademis menyebutnya pun beragam, ada yang menyebut sebagai DKV
( Dekave ) atau DISKOMVIS, yang merupakan akronim dari Desain Komunikasi
Visual.
Tanpa
kita sadari bila melihat penampakan visual sekeliling kita, sebenarnya
kehidupan sehari-hari kita dilingkupi oleh produk-produk bidang Desain
Komunikasi Visual. Mulai dari kita bangun di pagi hari hingga terlelap di
peraduan, desain komunikasi visual mengiringi kita sepanjang hari hidup kita,
baik di perkotaan hinggga pelosok pelosok desa di negeri ini bahkan dari ruang
pribadi hingga ruang publik.
Asal
Kata Desain Komunikasi Visual
Jika
kita memulai mendefinisikan Desain Komunikasi Visual ditinjau dari asal kata
(etimologi) istilah ini terdiri dari tiga kata, desain diambil dari kata “designo”
(Itali) yang artinya gambar. Sedang dalam bahasa Inggris desain diambil dari
bahasa Latin designare) yang artinya merencanakan atau merancang. Dalam dunia
seni rupa istilah desain dipadukan dengan reka bentuk, reka rupa, rancangan
atau sketsa ide.
Kemudian
kata komunikasi berarti menyampaikan suatu pesan dari komunikator ( penyampai
pesan ) kepada komunikan (penerima pesan) melalui suatu media dengan maksud
tertentu. Komunikasi sendiri berasal dari bahasa Inggris communication yang
diambil dari bahasa Latin “communis” yang berarti “sama” ( dalam Bahasa
Inggris:common ). Kemudian komunikasi kemudian dianggap sebagai proses
menciptakan suatau kesamaan ( commonness ) atau suatau kesatuan pemikiran
antara pengirim ( komunikator ) dan penerima ( komunikan ).
Sementara
kata visual bermakna segala sesuatu yang dapat dilihat dan direspon oleh indera
penglihatan kita yaitu mata. Berasal dari kata Latin videre yang artinya
melihat yang kemudian dimasukkan ke dalam bahasa Inggris visual.
Jadi
Desain Komunikasi Visual bisa dikatakan sebagai seni menyampaikan pesan ( arts
of commmunication ) dengan menggunakan bahasa rupa ( visual language ) yang
disampaikan melalui media berupa desain yang bertujuan menginformasikan,
mempengaruhi hingga merubah perilaku target audience sesuai dengan tujuan yang
ingin diwujudkan. Sedang Bahasa rupa yang dipakai berbentuk grafis, tanda,
simbol, ilustrasi gambar/foto, tipografi/huruf dan sebagainya yang disusun
berdasarkan kaidah bahasa visual yang khas berdasar ilmu tata rupa. Isi pesan
diungkapkan secara kreatif dan komunikatif serta mengandung solusi untuk
permasalahan yang hendak disampaikan (baik sosial maupun komersial ataupun
berupa informasi, identifikasi maupun persuasi).
Dalam
Buku Pengantar Metode Penelitian Budaya Rupa, Agus Sachari menjelaskan Desain
Komunikasi Visual adalah Profesi yang mengkaji dan mempelajari desain dengan
berbagai pendekatan baik hal yang menyangkut komunikasi, media, citra tanda
maupun nilai.
Desain komunikasi Visual
juga mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan komunikasi dan pesan, teknologi
percetakan, penggunaan teknologi multimedia dan teknik persuasi pada
masyarakat.
Ruang
lingkup Desain Komunikasi Visual Meliputi:
·
Advertising (periklanan)
·
Animasi
·
Desain identitas Usaha (corporate
identity)
·
Desain Marka lingkungan
·
Multimedia
·
Desain Grafis Industri (promosi)
·
Desain Grafis Media (buku, surat kabar,
majalah, dll0
·
Cergam (komik, karikatur, Poster)
·
Fotografi, tipografi dan ilustrasi
Sekilas Sejarah Istilah
Desain Komunikasi Visual di Indonesia
Istilah desain komunikasi
visual yang baru populer belakangan ini, sebenarnya baru dikenal di Indonesia
pada awal tahun 1980-an. Dimunculkan oleh Gert Dumbar (seorang desainer grafis
Belanda) pada tahun 1977, karena menurutnya desain grafis tidak hanya mengurusi
cetak-mencetak saja. Namun juga mengurusi moving image, audio visual, display
dan pameran. Sehingga istilah desain grafis tidaklah cukup menampung
perkembangan yang kian luas. Maka dimunculkan istilah desain komunikasi visual
seperti yang kita kenal sekarang ini.
Desain
Komunikasi Visual (DKV)
1. Pengertian Desain Komunikasi Visual
Desain
Komunikasi Visual masih sangat asing terdengar di kalangan masyarakat awam yang
biasanya di identikan dengan tukang print atau tukang buat reklame dan baliho.
Sehingga bnayak orang memandang sebelah mata tentang dunia desain, atau Desain
Komunikasi Visual identik dengan iklan
memang tidak salah tentang pernyataan ini namun hal ini juga tidak benar
sepenuhnya karena iklan hanya salah satu sarana (media) yang dihasilkan oleh Desain
Komuikasi Visual. Jadi Desain Komunikasi Visual bisa dikatakan sebagai seni
menyampaikan pesan ( arts of commmunication ) dengan menggunakan bahasa rupa (
visual language ) yang disampaikan melalui media berupa desain yang bertujuan
menginformasikan, mempengaruhi hingga merubah perilaku target audience sesuai
dengan tujuan yang ingin diwujudkan. Sedang Bahasa rupa yang dipakai berbentuk
grafis, tanda, simbol, ilustrasi gambar/foto, tipografi/huruf dan sebagainya.
Seni murni adalah seni
yang dikembangkan untuk dinikmati keindahannya. Seni murni mengutamakan sifat
estetikanya dibandingkan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai
contoh adalah lukisan, kaligrafi, dan patung. Berbeda dengan seni terapan, seni
murni tidak untuk dimanfaatkan sebagai alat bantu lain. Yang dimanfaatkan pada
seni ini adalah nilai keindahannya. Menurut sejarah, 5 seni murni terbesar
adalah lukisan, patung, arsitektur, musik dan puisi dengan seni seni minor
termasuk drama dan tari. akhir-akhir ini, Seni Murni biasanya termasuk bentuk
seni visual dan seni perform. bagaimanapun, dalam beberapa lembaga-lembaga
belajar atau musium seni murni. Seni murni sering dikaitkan dengan bentuk seni
visual.
2. ELEMEN-ELEMEN DESAIN KOMUNIKASI
VISUAL
a. Desain dan Tipografi
Tipografi
adalah seni menyusun huruf-huruf sehingga dapat dibaca tetapi masih mempunyai
nilai desain. Tipografi digunakan sebagai metode untuk menerjemahkan kata-kata
(lisan) ke dalam bentuk tulisan (visual). Fungsi bahasa visual ini adalah untuk
mengkomunikasikan ide, cerita dan informasi melalui segala bentuk media, mulai
dari label pakaian, tanda-tanda lalu lintas, poster, buku, surat kabar dan
majalah. Karena itu pekerjaan seorang tipografer (penata huruf) tidak dapat
lepas dari semua aspek kehidupan sehari-hari. Menurut Nicholas Thirkell,
seorang tipographer terkenal, pekerjaan dalam tipografi dapat dibagi dalam dua
bidang, tipografer dan desainer huruf (type designer). Contohnya bila kita
melihat brosur sebuah tempat peristirahatan (resor), tentunya kita akan melihat
banyak foto yang menarik tentang tempat dan fasilitas dari tempat tersebut yang
membuat kita tertarik untuk mengunjungi tempattersebut untuk bersantai. Tetapi
bila dalam brosur tersebut digunakan jenis huruf yang serius atau resmi
(contohnya jenis huruf Times), maka kesan santai, relax dan nyaman tidak akan
‘terbaca’ dalam brosur tersebut.
b. Desain dan Simbolisme
Simbol
telah ada sejak adanya manusia, lebih dari 30.000 tahun yang lalu, saat manusia
prasejarah membuat tanda-tanda pada batu dan gambar-gambar pada dinding gua di
Altamira, Spanyol. Manusia pada jaman ini menggunakan simbol untuk mencatat apa
yang mereka lihat dan kejadian yang mereka alami sehari-hari. Dewasa ini
peranan simbol sangatlah penting dan keberadaannya sangat tak terbatas dalam
kehidupan kita sehari-hari. Kemanapun kita pergi, kita akan menjumpai
simbol-simbol yang mengkomunikasikan pesan tanpa penggunaan kata-kata.
Tempat-tempat umum seperti pusat perbelanjaan, hotel, restoran, rumah sakit dan
bandar udara; semuanya menggunakan simbol yang komunikatif dengan orang banyak,
walaupun mereka tidak berbicara atau menggunakan bahasa yang sama. Simbol
sangat efektif digunakan sebagai sarana informasi untuk menjembatani perbedaan
bahasa yang digunakan, contohnya sebagai komponen dari signing systems sebuah
pusat perbelanjaan. Untuk menginformasikan letak toilet, telepon umum,
restoran, pintu masuk dan keluar, dan lain-lain digunakan simbol. Bentuk yang
lebih kompleks dari simbol adalah logo. Logo adalah identifikasi dari sebuah
perusahaan, karena itu suatu logo mempunyai banyak persyaratan dan harus dapat
mencerminkan perusahaan itu. Seorang desainer harus mengerti tentang perusahaan
itu, tujuan dan objektifnya, jenis perusahaan dan image yang hendak ditampilkan
dari perusahaan itu. Selain itu logo harus bersifat unik, mudah diingat dan
dimengerti oleh pengamat yang dituju.
c. Desain dan Ilustrasi
Ilustrasi
adalah suatu bidang dari seni yang berspesialisasi dalam penggunaan gambar yang
tidak dihasilkan dari kamera atau fotografi (nonphotographic image) untuk
visualisasi. Dengan kata lain, ilustrasi yang dimaksudkan di sini adalah gambar
yang dihasilkan secara manual. Saat ini ilustrasi lebih banyak digunakan dalam
cerita anak-anak, yang biasanya bersifat imajinatif. Contohnya ilustrasi yang
harus menggambarkan seekor anjing yang sedang berbicara atau anak burung yang
sedang menangis karena kehilangan induknya atau beberapa ekor kelinci yang
sedang bermain-main. Ilustrasi-ilustrasi yang ditampilkan harus dapat
merangsang imajinasi anak-anak yang melihat buku tersebut, karena umumnya
mereka belum dapat membaca.
d. Desain dan Fotografi
Ada
dua bidang utama di mana seorang desainer banyak menggunakan elemen fotografi,
yaitu penerbitan (publishing) dan periklanan (advertising). Beberapa tugas dan
kemampuan yang diperlukan dalam kedua bidang ini hampir sama. Menurut Margaret
Donegan dari majalah GQ, dalam penerbitan (dalam hal ini majalah) lebih
diutamakan kemampuan untuk bercerita dengan baik dan kontak dengan pembaca;
sedangkan dalam periklanan (juga dalam majalah) lebih diutamakan kemampuan
untuk menjual produk yang diiklankan tersebut.4 Kriteria seorang fotografer
yang dibutuhkan oleh sebuah penerbitan juga berbeda dengan periklanan. Dalam
penerbitan, fotografer yang dibutuhkan adalah mereka yang benar-benar kreatif
dalam “bercerita”, karena foto-foto yang mereka ambil haruslah dapat “bercerita”
dan menunjang berita yang diterbitkan. Sedangkan dalam periklanan, fotografer
yang dibutuhkan adalah mereka yang kreatif dan jeli, serta mempunyai keahlian
untuk bervisualisasi. Contohnya, jika sebuah penerbit hendak menerbitkan berita
tentang perampokan, maka fotografer harus berusaha untuk mengambil foto-foto
yang dapat menunjang berita tersebut, misalnya suasana di sekitar tempat
kejadian, korban, saksi mata dan lain-lain. Jika sebuah perusahaan periklanan
hendak mempromosikan suatu parfum wanita yang berkesan anggun dan lembut, maka
fotografer harus dapat mengambil foto-foto yang menonjolkan keanggunan dan
kelembutan dari parfum tersebut, misalnya dengan latar belakang kain sutra
dengan warna-warna pastel yang berkesan lembut. Fotografi sering dipakai selain
karena permintaan klien, juga karena lebih “representatif”. Contohnya jika
sebuah majalah yang memuat tentang wawancara dengan seorang bintang sinetron
yang sedang naik daun, maka akan digunakan foto dari bintang itu untuk
menunjang desain di samping isi berita itu sendiri. Contoh lain, untuk
menggambarkan sebuah tempat berlibur dalam sebuah brosur biro perjalanan, jika
menggunakan ilustrasi hasilnya tidak akan semenarik dibandingkan dengan foto.
Fotografi sangat efektif untuk mengesankan keberadaan suatu tempat, orang atau
produk. Sebuah foto mempunyai kekuasaan walaupun realita yang dilukiskan
kadangkala jauh dari keadaan yang sesungguhnya. Selain itu sebuah foto juga
harus dapat memberikan kejutan dan keinginan untuk bereksperimen, misalnya dalam
hal mencoba resep masakan yang baru atau tren berpakaian terbaru.
3. Perbedaan Komunikasi Visual denga
Seni Murni
a)
Komunikasi
visual
Komunikasi
visual (komunikasi melalui penglihatan) adalah sebuah rangkaian proses
penyampaian informasi atau pesan kepada pihak lain dengan penggunaan media
penggambaran yang hanya terbaca oleh indera penglihatan. Komunikasi visual
menkombinasikan seni, lambang, tipografi, gambar, desain grafis, ilustrasi, dan
warna dalam penyampaiannya.
Komunikasi
visual di kelas menugaskan siswa siswa untuk melukiskan sebuah kalimat atau 2
buah potongan kalimat ke dalam sebuah kertas yang dibagi 4. Di dalam acara
serial TV, Win, Lose, or Draw bintang tamu diajak beradu dengan peserta dengan
panduan host untuk memecahkan kalimat ke dalam gambar. Bila gambar tadi bisa
ditebak, maka semakin baiklah komunikasi visualnya.
Rambu
lalu lintas dan ikon ikon di dalam program komputer adalah bentuk komunikasi
visual sederhana , seperti juga ikon di dalam keyboard portable sound. Di jalan
pun seperti zebra cross dan ikon sepeda motor terjadi hubungan komunikasi
secara visual seperti logo-logo perusahaan dan tanda di kebun raya dan kebun
binatang .
Pada
perayaan pernikahan raja dan pangeran Inggris, seperti juga pada seragam
pasukan keraton, banyak elemen simbol yang bisa dianalisis dengan pengetahuan
terlebih dahulu sebagai bentuk komunikasi visual: simbol parachute troopers di
dada pangeran William, dan simbol mahkota ( crown ) di kereta kuda dan mobil
yang mengantarkan . Ada simbol Ngayogyakarto Hadiningrat dan simbol Garuda
sebagai kode komunikasi visual untuk level pemerintahan atau anggota keraton.
Pada zaman modern kode dan simbol itu distilasi dengan berbagai gaya dan
kemampuan masyarakat untuk membangun kebudayaan baru dan kultur yang canggih,
sehingga muncul stiker untuk perumahan dan universitas, lencana sebuah sekolah
musik, atau sekolah prajurit khusus remaja dan lencana untuk sebuah band dengan
banyak fans.
b)
Seni
Murni
Seni
murni adalah seni yang dikembangkan untuk dinikmati keindahannya. Seni murni
mengutamakan sifat estetikanya dibandingkan kegunaannya dalam kehidupan
sehari-hari. Sebagai contoh adalah lukisan, kaligrafi, dan patung. Berbeda
dengan seni terapan, seni murni tidak untuk dimanfaatkan sebagai alat bantu
lain. Yang dimanfaatkan pada seni ini adalah nilai keindahannya. Menurut
sejarah, 5 seni murni terbesar adalah lukisan, patung, arsitektur, musik dan
puisi dengan seni seni minor termasuk drama dan tari. akhir-akhir ini, Seni
Murni biasanya termasuk bentuk seni visual dan seni perform. bagaimanapun,
dalam beberapa lembaga-lembaga belajar atau musium seni murni. Seni murni
sering dikaitkan dengan bentuk seni visual.
SUMBER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar